KOPENHAGEN - Dalam KTT Iklim PBB (UNFCCC) di Kopenhagen, Denmark, China mendesak negara-negara maju untuk menunjukan komitmen kuat untuk mengurangi emisi gas buang. Sementara Ketua Delegasi China, Su Wei, mengkritik langsung langkah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang terkait pengurangan emisi gas rumah kaca.

Su menilai AS sebagai penyumbang emisi gas karbon terbesar kedua di dunia telah menetapkan komitmen yang tidak layak, sedangkan target yang diutarakan oleh Uni Eropa dianggap masih belum cukup. Su bahkan mengkritik keras langkah yang diambil oleh Jepang sebuah target yang tidak akan pernah tercapai. Demikian seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (9/12/2009).

China sendiri mengumumkan untuk mengurangi emisi gas karbonnya sebanyak 45 persen, sementara AS hanya 17 persen dari level 2005 pada tahun 2020. Uni Eropa dan Jepang akan mengurangi emisi gas karbonnya masing-masing sebanyak 20 dan 25 persen.

Sementara dua hari sejak KTT yang berlangsung pada 7-18 Desember di ibu kota Denmark ini, kemarahan mewarnai setelah beredarnya sebuah rancangan perjanjian dari delegasi tuan rumah yang disebarkan secara tidak resmi. Dalam rancangan tersebut menyebutkan kendali untuk mengurangi emisi gas buang akan diberikan kepada negara kaya, serta peran PBB akan dikesampingkan, sementara Protokol Kyoto sepenuhnya ditinggalkan.

Menurut Ketua kelompok negara berkembang G77, Stanislas Dia Ping dari Sudan menyebutkan jika proposal "siluman" ini mengancam kesuksesan KTT iklim tersebut. Ping juga menegaskan jika G77 akan menolak untuk meratifikasi proposal tersebut. (faj / okezone)

0 comments

Post a Comment